BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik Jasa
2.1.1 Pengertian Jasa
Pengertian
jasa menurut Kotler yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:27) ialah setiap
tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara
prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan.
Menurut
Djaslim Saladin (2007:71) bahwa definisi jasa ialah kegiatan atau manfaat yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.
Indriyo Gitosudarmo (2008:221)
pengertian jasa ialah produk yang tidak berwujud yang biasanya berupa pelayanan
yang dibutuhkan oleh konsumen.
Menurut
William J. Stanton yang dikutif oleh Buchari Alma (2009:243) bahwa definisi
jasa ialah sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara terpisah tidak berwujud,
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan definisi jasa menurut Zeithalm
dan Bitner yang dikutif oleh Buchari Alma (2009:243) ialah suatu kegiatan
ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi
dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat)
bersifat tidak wujud.
Sedangkan menurut Fajar Laksana
(2008:68), jasa merupakan kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dibeli.
Dari definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa jasa merupakan kegiatan yang memberikan bermanfaat yang dapat
ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang pada dasarnya memiliki sifat
tidak berwujud dan tidak dapat dipindah kepemilikannya.
2.1.2
Karakteristik Jasa
Menurut Edward Wheatley yang dikutif oleh Buchari Alma
(2009:244), ada beberapa perbedaan antara jasa dan barang, antara lain :
1.
Pembelian jasa sangat dipengaruhi oleh motif
yang didorong oleh emosi
2.
Jasa bersifat tidak berwujud, berbeda dengan
barang yang bersifat berwujud, dapat dilihat, dirasa, dicium, memiliki berat,
ukuran dan lain-lain
3.
Barang bersifat tahan lama, tetapi jasa tidak.
Jasa dibeli dan dikonsumsi pada waktu yang sama
4.
Barang dapat disimpan, sedangkan jasa tidak
dapat disimpan
5.
Ramalan permintaan dalam marketing barang
merupakan masalah, tidak demikian halnya dengan marketing jasa
6.
Usaha jasa sangat mementingkan unsure manusia
7.
Distribusinya bersifat langsung, dari produsen
kepada konsumen.
Sifat-sifat
khusus jasa perlu diperhatikan dan pertimbangan dalam merancang program
pemasaran. Menurut Kotler yang
dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:28) bahwa jasa memiliki empat ciri utama
yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut :
1.
Tidak berwujud
Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba,
mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi
ketidakpastian, konsumen akan mencari informasi tentang jasa tersebut, seperti
lokasi perusahaan, para penyedia dan penyalur jasa, peralatan dan alat
komunikasi yang digunakan serta harga jasa produk tersebut. Beberapa hal yang
dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu
sebagai berikut : pertama, meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud
menjadi berwujud. Kedua, menekankan pada manfaat yang diperoleh. Ketiga,
menciptakan suatu nama merek (brand name)
bagi jasa dan yang. Keempat, memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen.
2.
Tidak terpisahkan
Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang
menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika
konsumen membeli suatu jasa, maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber
atau penyedia jasa tersebut, sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk
penjualan langsung dengan skala operasi terbatas.
3.
Bervariasi
Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah tergantung dari siapa yang
menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini
mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar.
4.
Mudah musnah
Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah, sehingga tidak dapat dijual
pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu masalah
jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan
sebelumnya. Jika permintaan berfluktuasi, maka perusahaan akan menghadapi
masalah yang sulit dalam melakukan persiapan pelayanannya. Untuk itu perlu
dilakukan perencanaan produk, penetapan harga serta program promosi yang tepat
untuk mengatasi ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan jasa.
Leonard Berry yang dikutif oleh Buchari Alma
(2009:244) mengemukakan bahwa ada 3 karakteristik jasa, antara lain sebagai
berikut :
1.
Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud
2.
Produksi dan konsumsi bersamaqan waktu
3.
Kurang memiliki standard an keseragaman.
Untuk menciptakan keseimbangan antara permintaan dan
penawaran harus disusun strategi-strategi yang tepat. Beberapa hal yang dapat
dilakukan dari sudut permintaan, diantaranya adalah :
a.
Melakukan perbedaan harga pada saat permintaan
ramai dan permintaan sepi
b.
Mengembangkan jasa yang kurang diminati konsumen
c.
Menambahkan jasa sebagai pelengkap jasa yang ada
selama permintaan ramai
d.
Menggunakan sistem pemesanan tempat untuk
mengatur tingkat permintaan.
2.1.3 Klasifikasi
Jasa
Industri jasa sangat beragam,
sehingga tidak mudah untuk menyamakan cara pemasarannya. Klasifikasi jasa dapat
membentu memahami batasan-batasan dari industri jasa dan memanfaatkan pengalam
industri jasa lainnya yang mempunyai masalah dan karakteristik yang sama untuk
diterapkan pada suatu bisnis jasa.
Di dalam buku Ratih Hurriyati
(2010:33) ada beberapa macam tipe kalsifikasi jasa menurut beberapa para ahli,
antara lain menurut :
Menurut
Gronroos, jasa dapat dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1.
Jenis jasa (type
of service)
2.
Jasa professional (professional service)
3.
Jenis pelanggan (type of customer)
4.
Individu (individuals)
5.
Jasa lainnya
Menurut
Kotler, ia mengklasifikasikan jasa berdasarkan beberapa sudut pandang yang
berbeda, antara lain :
1.
Jasa dibedakan menjadi jasa yang berbasis
manusia (people based) atau jasa yang
berbasis peralatan (equipment based)
2.
Tidak semua jasa memerlukan kehadiran klien (clients presence) dalam menjalankan
kegiatannya
3.
Jasa dapat dibedakan menjadi jasa untuk
kebutuhan pribadi atau jasa untuk kebutuhan bisnis.
Sedangkan
menurut Adrian Payne, klasifikasi jasa dapat dikelompokkan berdasarkan
pembagian, diantaranya ialah :
1.
Tipe jasa (type
of service)
2.
Tipe penjual (type of seller)
3.
Tipe pembeli (type of purchaser)
4.
Karakteristik permintaan (demand characteristics)
5.
Tingkat ketidaknyataan (degree of intangibility)
6.
Alasan pembelian (buying motives)
7.
Berdasarkan manusia dan pelanggan (Equipment based versus people based)
8.
Banyaknya interaksi dengan para pelanggan (amount of customer contact)
9.
Syarat-syarat penyerahan jasa (service delivery requirements)
10. Tingkat
fleksibilitas produk (degree of
customization)
11. Tingkat intensitas pekerja (degree of labour intensity)
2.1.4 Sistem Bisnis Jasa
Menurut
pandangan Lovelock yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:36-37) bahwa jasa
merupakan suatu proses yang menyangkut input
dan output. Terdapat empat jenis
input yang dapat diproses dalam suatu jasa, yaitu sebagai berikut :
a.
Pemrosesan terhadap pelanggan (People
processing)
Merupakan suatu proses dimana
pelanggan mencari jasa yang dibutuhkan pada suatu sistem jasa. Dalam proses ini
diperlukan kehadiran fisik pelanggan dan hasilnya adalah pelanggan merasakan
adanya perbedaan dalam dirinya.
b.
Pemrosesan terhadap barang/milik (Posessioning process)
Merupakan suatu proses dimana
pelanggan mencari organisasi atau penyedia jasa untuk menyediakan jasa terhadap
barang miliknya.
c.
Pemrosesan terhadap stimulus mental (Mental
stimulus processing)
Merupakan suatu proses yang
diarahkan pada pikiran pelanggan. Jasa dalam kategori ini diantaranya mencakup
dunia hiburan, pendidikan.
d.
Pemrosesan terhadap informasi (Informating processing)
Merupakan proses pengolahan
informasi yang berasal dari pelanggan dan hasilnya diolah melalui komputer.
Informasi ini merupakan bentuk jasa yang tidak berwujud, namun hasilnya dapat
dalam bentuk fisik seperti laporan atau dokumen tertentu.
Disamping
suatu proses, jasa dalam buku Ratih Hurriyati (2010:37-38) menurut Lovelock dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut :
a.
Sistem operasi jasa (service operating system)
Merupakan komponen yang terdapat
dalam total sistem jasa, dimana input proses dan unsur produk jasa diciptakan
melalui komponen sumber daya manusia dan komponen fisik.
b.
Sistem penyerahan jasa (service delivery system)
Berhubungan dengan bilamana, dimana
dan bagaimana jasa diserahkan kepada pelanggan. Sistem ini tidak hanya meliputi
unsur-unsur sistem dalam operasi jasa, tetapi termasuk juga hal-hal yang
disiapkan pada konsumen lainnya.
c.
Pemasaran jasa (service marketing)
Meliputi seluruh titik kontak atau
interaksi dengan konsumen yang mencakup : iklan, penagihan dan penelitian
pasar.
Suatu
aktivitas pemasaran jasa apabila dipandang sebagai suatu sistem akan terdiri
dari sistem bisnis jasa dan elem-elemennya yang memberi kontribusi kepada
pandangan konsumen terhadap organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Elemen-elemen lain tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi atau kontak yang
intensif kepada pelanggan melalui berbagai aktif media.
2.2 Pemasaran Jasa
Industri jasa
pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan pertumbuhannya pun
sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis
jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru,
sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan zaman. Dipandang dari segi
konteks globalisasi, pesatnya pertumbuhan bisnis jasa antar negara ditandai dengan
meningkatnya intensitas pemasaran lintas negara serta terjadinya aliansi
berbagai penyedia jasa di dunai.
Perkembangan
tersebut pada akhirnya mempu memberikan tekanan yang kuat terhadap perombakan
regulasi, khususnya pengenduran proteksi dan pemanfaatan teknologi baru yang
secara langsung akan berdampak pada menguatnya kompetisi dalam industri.
Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku bisnis kepada permasalahan
persaingan usaha yang semakin tinggi. Mereka dituntut untuk mampu
mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan dihadapi, menetapkan berbagai
standar kinerjanya serta mengenali secara baik para pesaingnya (Ratih
Hurriyati, 2010:41).
Dinamika
yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan berbagai industri
seperti layanan antar surat, layanan paket barang, pengiriman/transfer uang,
yang kini semakin menyadari perlunya peningkatan orientasi kepada pelanggan
atau konsumen. Perusahaan manufaktur kini juga telah menyadari perlunya elemen
jasa pada produknya sebagai upaya peningkatan competitive advantage bisnisnya. Implikasi penting dari fenomena
ini adalah semakin tingginya tingkat persaingan, sehingga diperlukan manajemen
pemasaran jasa yang berbeda dibandingkan dengan pemasaran tradisional (barang)
yang telah dikenal selama ini.
Menurut
Payne yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:42) bahwa pemasaran jasa
merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi
kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan
sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan
demikian, manajemen pemasaran jasa merupakan proses penyelarasan sumber-sumber
sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar. Pemasaran memberi perhatian pada
hubungan timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan
dan kebutuhan pelanggan serta kegiatan-kegiatan para pesaing.
Fungsi
pemasaran terdiri dari tiga komponen kunci, yaitu sebagai berikut :
a.
Bauran pemasaran (markting mix)
Merupakan unsur-unsur internal
penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi
b.
Kekuatan pasar
Merupakan peluang dan ancaman
eksternal dimana operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi
c.
Proses penyelarasan
Merupakan proses strategik dan
manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran jasa dan kebijakan-kebijakan
internal organisasi sudah layak untuk menghadapi kekuatan pasar.
Tugas manajer
dalam menyusun program pemasaran adalah mengintegrasikan unsur-unsur bauran
pemasaran agar dapat memastikan keselarasan yang terbaik antara kemampuan
internal dan lingkungan pasar eksternal.
2.3 Strategi Pemasaran
Pemasaran dalam
bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing.
Memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual, tetapi
lebih dari itu. Di dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli,
menjual, dengan segala macam cara, menyangkut barang, menyimpan, mensortir dan
sebagainya. Di dalam marketing usaha
ini kita kenal sebagai fungsi-fungsi marketing.
Pemasaran merupakan
salah satu bagian bagian diantara bagian-bagian yang lain yang ada dalam suatu
organisasi bisnis atau perusahaan. Pemasaran merupakan orang-orang ataupun
organisasi yang mempunyai kebutuhan akan produk yang kita pasarkan dan mereka
itu memiliki daya beli yang cukup, guna memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal
ini maka pengusaha dapat memperoleh petunjuk tentang bagaimana dia harus
memasarkan produknya itu. Pengusaha juga dapat mengetahui bahwa pasarnya itu
dapat dibagi-bagi menurut jenis kelaminnya, menurut jumlah penghasilannya,
menurut daerahnya, pekerjaan pokoknya dan lain sebagainya.
Penggolongan
pasar yang dapat dilakukan tersebut akan sangat membantu pengusaha dalam rangka
kegiatan pemasarannya agar menjadi lebih terarah atau lebih tajam, sehingga
menjadi lebih efektif dan memuaskan konsumennya. Usaha untuk mengenal pasar
seperti itu disebut sebagai kegiatan untuk mengidentifikasikan pasar, sedangkan
usaha untuk membagi atau menggolongkan pasar tadi disebut kegiatan segmentasi
pasar. Dengan melakukan segmentasi pasar itu, maka pengusaha dapat memilih dan
kemudian menentukan bagian atau segmen pasar yang mana yang potensial yang akan
dijadikannya sebagai sasaran untuk dilayani secara efektif. Pelayanan terhadap
pasar yang sudah diidentifikasikannya serta digolong-golongkannya bahkan sudah
pula ditentukan sasaran pasarnya itu merupakan kegiatan pemasaran.
Menurut Djaslim Saladin (2007:1), ia berpendapat bahwa
pemasaran ialah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang
dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
Di
samping itu pemasaran dapat mengandung beberapa konsep pokok diantaranya
ialah :
a. Kebutuhan,
ialah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan dan
disadari
b. Keinginan,
ialah hasrat untuk memperoleh pemuas-pemuas tertentu untuk kebutuhan yang lebih
mendalam
c. Permintaan,
ialah keinginan terhadap produk atau jasa tertentu yang didukung oleh suatu
kemampuan dan kemauan untuk membeli produk atau jasa
d. Produk,
ialah segala suatu yang dapat diberikan kepada seseorang untuk memuaskan suatu
kebutuhan atau keinginan baik yang berwujud maupun tidak berwujud
e. Pertukaran,
ialah penentuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan seseorang
dengan cara tertentu.
Menurut Philip Kotler
(2007:6) yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan bahwa definisi dari
pemasaran ialah segala yang berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan masyarakat.
Didalam bukunya Philip
Kotler (2007:6) yang dialih
bahasakan oleh Benyamin Molan, Asosiasi Pemasaran Amerikan mendefinisikan bahwa
pemasaran ialah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para
pemilik sahamnya.
Menurut Kotler yang
dikutif oleh Fajar Laksana (2008:4) di
dalam bukunya menyatakan bahwa pemasaran ialah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Secara luas
pemasaran dapat dikatakan sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang telah mereka butuhkan dan inginkan
dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak
lain. Untuk itu pemasaran dapat dipahami lebih jauh dengan mengenal
konsep-konsep inti pemasaran, antara lain sebagai berikut :
a.
Kebutuhan
Konsep yang
paling pokok yang melandasi pemasaran adalah suatu kebutuhan manusia. Kebutuhan
adalah suatu keadaan perasaan yang membutuhkan pemenuhan terhadap sesuatu.
b.
Keinginan
Konsep yang
selanjutnya ialah dalam pemasaran yang menyangkut hajat manusia, yaitu
kebutuhan yang dibentuk oleh budaya dan pribadi seseorang. Ragam dari keinginan
semakin berkembang kebudayaan.
Strategi
merupakan suatu tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan, banyak faktor yang
menyebabkan perusahaan harus mengadakan perubahan besar-besaran dalam strategi
pemasarannya.
Menurut Djaslim
Saladin (2007:59) ada tiga faktor utama yang menyebabkannya, yaitu :
1.
Daur hidup produk (product life cycle stage)
Strategi harus disesuaikan dengan
tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan
dan tahap kemunduran
2.
Posisi persaingan perusahaan di pasar (company’s competitive position in the market)
Strategi pemasaran harus
disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah ia memimpin (leader), menantang (chalangger), mengikuti saja (follower)
atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar (nicher)
3.
Situasi ekonomi ( the economic climate)
Strategi pemasaran harus
disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan depan, apakah ekonomi berada
dalam situasi makmur atau inflasi tinggi (resesi).
Menurut
Buchari Alma (2009:257) dalam bukunya menuliskan tentang pengertian pemasaran
yang dikemukakan oleh Herman Kartajaya bahwa definisi pemasaran ialah sebuah
disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholdernya.
Landasan
filosofis yang mendasari definisi pemasaran dapat diartikan dalam bentuk visi,
misi dan nilai dari pemasaran itu sendiri.
Visinya
ialah bahwa pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategi yang dapat
memberi kepuasan berkelanjutan, bukan kepuasan sesaat untuk tiga stakeholder
utamanya yaitu konsumen, karyawan dan pemilik perusahaan.
Misinya
ialah pemasaran akan menjadi jiwa, bukan sekedar salah satu anggota atau bagian
saja, dalam perusahaan yang harus aktif dalam marketing, tapi semua lini harus
menjadi pemasar ulung, semua harus merasa terpanggil mencapai tujuan lembaga
yaitu memberi kepuasan.
Nilainya
ialah jaga merek agar lebih melekat di hati para pelanggan, setiap orang dalam
perusahaan harus merasa terlibat dalam proses pemuasan konsumen. Pegawai bukan
hanya sebagai petugas saja perpanjangan dari atasan, tetapi semua pegawai harus
mampu menambah nilai terhadap kepuasan konsumen.
Untuk
merealisasikan kepuasan dan loyalitas ini, maka peranan strategi pemasaran
sangat penting sekali. Strategi pemasaran sangat mengutamakan orientasi pada
pelanggan dengan memberikan kepuasan tertinggi dan fokus pada tampilan
perusahaan dalam melayani konsumen. Dengan perencanaan yang dilakukan secara
aktif dan baik akan dapat mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang,
bahkan faktor di luar lingkungan bisnis akan dapat dikuasai atau diramalkan
terlebih dahulu.
Strategi
pemasaran ini bermula dari strategi perencanaan yang lebih dulu menetapkan
visi, misi dan tujuan perusahaan. Setelah itu dilakukan langkah-langkah seperti
berikut :
1.
Analisis lingkungan
Dengan mengkaji lingkungan makro maupun lingkungan mikro. Lingkungan
makro misalnya melihat perkembangan demografi, ekonomi, politik, hukum,
teknologi, sosial dan budaya yang akan berpengaruh terhadap perusahaan.
Sedangkan lingkungan mikro ialah mempertimbangkan faktor kemampuan intern dalam
suatu perusahaan, seperti faktor finansial, sumber daya manusia dan berbagai
fasilitasnya.
2.
Analisis prilaku konsumen
Dalam hal ini dilihat kecendrungan-kecendrungan selera, keinginan
konsumen, faktor psikologis yang menyebabkan konsumen tertarik terhadap suatu
produk
3.
Analisi prilaku pesaing
Yang
aktual maupun yang potensial, dalam hal ini perlu dimonitor bagaimana gerak
langkah, taktik dan strategi yang dikembangkan oleh pesaing kita dalam
mengantisipasi di masa yang akan datang.
Visi
merupakan konsep yang ideal yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan, yakni
ingin menjadi suatu perusahaan yang paling unggul diantara perusahaan yang
lainnya. Visi merupakan sesuatu yang didambakan perusahaan untuk dimiliki
dimasa yang akan datang. Visi menggambarkan aspirasi masa yang akan datang
tanpa mensfesifikasikan cara-cara untuk mencapainya. Visi yang paling efektif
adalah visi yang dapat memunculkan inspirasi. Inspirasi tersebut biasanya
dikaitkan dengan keinginan yang terbaik.Visi memberikan motivasi kebanggan bagi
suatu perusahaan.Suatu visi lebih nyata apabila dinyatakan dalam bentuk misi.
Jadi misi ialah apa yang didambakan oleh organisasi untuk menjadi seperti yang
diinginkan di masan yang akan datang. Tanpa ada misi, maka pimpinan hanya akan
bereaksi pada tantangan yang dihadapi seketika. Hal ini dikenal sebagai
reaktor, ada unsur ketakutan, akan ancaman dan sulit menatap masa yang akan
datang.
Mengenai
proses strategi pemasaran digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
a.
Analisis situasi pemasaran
Manajemen pemasaran memerlukan berbagai informasi sebagai bahan
pertimbangan untuk mendesain strategi pemasaran. Antara lain informasi perlu
dikumpulkan tentang analisa pasar, analisa produk dan keadaan persaingan.
Analisa persaingan perlu dilakukan dalam hal strategi yang digunakan oleh
lembaga sejenis, kekuatan dan kelemahan mereka serta pesaing potensial.
b.
Merancang strategi pemasaran
Merancang strategi pemasaran berarti perusahaan harus mengatur penetapan
dan pencapaian target pasar dan menetapkan posisi. Program positioning ini
ialah keterpaduan antara kualitas produk, saluran distribusi, harga dan
promosi, inilah yang kita kenal dengan bauran pemasaran. Strategi pasaran mana
yang akan diutamakan pertimbangannya sangat tergantung pada pimpinan, keadaan
produk, proses dan sasaran konsumen yang hendak dituju. Selanjutnya mendesain marketing relationship dengan terlebih
dahulu meningkatkan kepuasan konsumen dan loyalitas.
c.
Program pembangunan pemasaran
Untuk mengembangkan program marketing
ini, perlu ditunjang oleh alokasi keuangan, sumber daya manusia. Pada setiap
elemen bauran pemasaran perlu dikembangkan programnya yaitu mencakup program
produk, distribusi, harga, promosi, orang, proses dan sarana fisik.
d.
Pelaksanaan dan mengelola strategi pemasaran
Untuk
strategi pemasaran ini perlu diatur pemasarannya dengan menempatkan orang yang
cocok dan bertanggungjawab dalam merencanakan, menggerakkan, mengevaluasi dan
pengawasan.
Menurut
pendapat Kerin dan Patenson yang dikutif
oleh Buchari Alma (2009:261) mengungkapkan enam langkah proses yang kompleks
dan saling berhubungan dalam strategi pemasaran, yaitu :
1.
Defining
the character of the organizations business. Perusahaan harus
mendefinisikan bisnisnya secara jelas, konsumen yang ingin dituju, permintaan
dan kebutuhan yang ingin dipenuhi
2.
Specifying
the purpose of the organization. Dapat dilihat dari definisi bisnis yang
dijalankannya. Apa yang ingin dicapai oleh organisasi dengan mengetahui
terlebih dahulu peluang dan ancaman serta kemampuan dari perusahaan
3.
Identifying
organizational opportunities. Identifikasi peluang ini akan muncul dari
analisa situasi lingkungan dengan kemampuan perusahaan menjawabnya, besarnya
resiko dan ketersediaan sumber-sumber
4.
Formulating
produck market strategies. Dalam hal ini ditetapkan strategi pemasaran yang
mana yang akan digunakan. Ini bermula dari pemilihan pasar yang hendak dituju
dan bagaimana usaha mencapai pasar sasaran tersebut dengan menggunakan bauran
pemasaran
5.
Budgeting
financial, production and human resources. Titik puncak dari keputusan strategis ini ialah muncul dalam bentuk
penguasaan anggaran untuk perusahaan. Anggaran yang dipersiapkan secara
sempurna akan menampilkan strategi pemasaran dengan tujuan yang terintegrasi
untuk keseluruhan perusahaan
6.
Developing
reformulation and recovery strategis. Dalam hal ini perlu dikembangkan
strategi formulasi dan strategi pemulihan. Perubahan-perubahan pasar dan
prilaku dalam persaingan dalam secara periodik, kadang-kadang secara mendadak,
jadi dibutuhkan penyesuaian.
Menurut pendapat Aeker yang dikutif oleh Buchari Alam (2009:261),
beliau memberikan kerangka besar dari manajemen strategi pemasaran ini dalam tiga aspek utama, yakni :
a.
Analisis eksternal
b.
Analisis internal
c.
Strategi identifikasi dan seleksi
Menyangkut
analisis eksternal yang perlu dilakukan analisis mengenai : pelanggan, segmen,
motivasi, kebutuhan yang belum terpenuhi, strategi perusahaan, kinerja,
gambaran, tujuan, budaya, anggaran biaya, kekuatan, kelemahan, ukuran,
pertumbuhan, hambatan masuk, sistem pendistribusian, faktor keberuntungan,
teknologi, pemerintah, ekonomi, budaya, demografis dan informasi.
Sebuah
perusahaan dalam merumuskan strategi pemasarannya dari awal harus
mendefinisikan dulu apa bisnisnya, apa core
bisnisnya, tetapkan visi, misi serta tujuan perusahaannya. Pelanggan mana yang
hendak dituju, bagaimana peluang-peluang yang tersedia, strategi apa yang
digunakan dan semua ini harus ditunjang oleh anggaran belanja yang cukup.
2.4 Bauran
Pemasaran
Jasa
merupakan aktivitas atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak
lainnya dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan. Jasa tidak berwujud,
tidak dapat dipisahkan, berubah-ubah dan tidak tahan lama. Setiap karakteristik
mempunyai masalah dan memerlukan strategi. Pada pemasaran jasa pendekatan
strategis diarahkan pada kemampuan pemasar menemukan cara untuk mewujudkan yang
tidak berwujud, meningkatkan produktivitas penyedia yang tidak terpisahkan dari
produk itu, membuat standar kualitas sehubungan dengan adanya variabilitas dan
mempengaruhi gerakan permintaan dan pemasok kapasitas mengingat jasa tidak
tahan lama. Secara umum strategi pemasran jasa diterapkan dalam konteks
perusahaan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal,
tapi juga pemasaran internal untuk memotivasi karyawan dan pemasaran interaktif
untuk menciptakan keahlian penyediaan jasa.
Pemasaran dalam suatu perusahaan
menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka
panjang sebagai kunci untuk memperoleh profit/laba.Hal ini berlaku bagi
perusahaan yang bergerak di bidang industri jasa maupun industri
non-jasa.Walaupun terdapat persamaan tujuan pada kedua jenis industri tersebut,
diperlukan strategi pemasaran yang berbeda untuk masing-masing jenis
industri.Perbedaan strategi tersebut dipengaruhi oleh cirri-ciri dasar yang
berbeda dari jenis produk yang dihasilkan.
Menurut Kotler yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:47)
menyatakan bahwa definisi bauran pemasaran ialah sekumpulan alat pemasaran yang
dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar
sasaran.
Yang dalam bahasa Inggrisnya
ialah “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to
pursue its marketing objective in the target market ”.
Menurut
Ratih Hurriyati (2010:48) definisi bauran pemasaran merupakan unsur-unsur
pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan
tepat sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif
sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Zeithalm and Bitner yang
dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:48) menyatakan bahwa konsep bauran pemasaran
tradisional (tradisional marketing mix)
terdiri dari 4P, yaitu : produk (produc),
harga (price), tempat/lokasi (place) dan promosi (promotion). Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran
pemasaran yang diperluas (expanded
marketing mix for service) dengan penambahan unsur non-tradisional marketing mix, yaitu : orang (people), fasilitas fisik (physical evidence) dan proses (process), sehingga menjadi tujuh unsur.
Masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan
tergantung satu sama lainnya dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai
dengan karakteristik segmennya.
Penambahan unsur bauran pemasaran
jasa dilakukan antara lain karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda
dengan produk, yaitu tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan
mudah lenyap.
Untuk menjangkau pasar sasaran yang
telah ditetapkan, maka setiap perusahaan perlu mengelola kegiatan pemasarannya
dengan baik. Perusahaan harus dapat menyusun serta menggunakan controllable
marketing variables, untuk mengantisipasi perubahan dari uncontrollable
marketing variables, serta untuk mempengaruhi permintaan produk
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengkombinasikan
unsur-unsur tersebut dalam proporsi yang tepat, sehingga bauran pemasarannya
sesuai dengan lingkungan perusahaan, dapat memuaskan pasar sasaran dan tetap
sejalan dengan sasaran perusahaan dalam bidang pemasaran secara keseluruhan.
Bauran pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan sebaiknya selalu disesuaikan
dengan kondisi dan situasi yang dihadapi perusahaan, jadi harus bersifat
dinamis.
2.4.1 Produk
Jasa
Menurut Djaslim Saladin (2007:71)
definisi produk ialah sekolompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) didalamnya sudah tercakup
warna, harga, kemasan, prestise perusahaan dan pelayanan yang diberikan
produsen yang dapat diterima oleh konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan
terhadap keinginan atau kebutuhan-kebutuhan konsumen.
Menurut Fajar Laksana (2008:67) produk
adalah segala suatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat
ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya
Sedangkan menurut Kotler yang dikutif
oleh Ratih Hurriyati (2010:50) menyatakan bahwa definisi produk jasa ialah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan
atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan meliputi barang
fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi dan ide. Jadi produk dapat
berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.
Definisi produk jasa menurut penulis
merupakan segala suatu yang tidak berwujud yang ditawarkan oleh produsen kepada
konsumen yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Produk jasa merupakan suatu kinerja
penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada
dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengkonsumsi jasa tersebut. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau
jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan. Apa yang
ditawarkan menunjukan sejumlah manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari
pembelian suatu barang atau jasa, sedangkan sesuatu yang ditawarkan itu sendiri
dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu :
a.
Barang nyata
b.
Barang nyata yang disertai dengan jasa
c.
Jasa utama yang disertai dengan barang dan jasa
tambahan
d.
Murni jasa
Untuk
merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk,
yaitu sebagai berikut :
a.
Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yanag sebenarnya dibutuhkan dan akan
dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk
b.
Produk generik (generic product), yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi
produk yang paling dasar
c.
Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan
berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati untuk
dibeli
d.
Produk pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi
atau ditambahkan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan
tambahan kepuasan dan dapat dibedakan denga produk pesaing
e.
Produk potensial, yaitu segala macam tambahan
dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
Jadi,
pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai
sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka
terima dari produk tersebut (Ratih Hurriyati, 2010:50-51).
2.4.2 Tarif/Harga Jasa (Price)
Dalam
bukunya Djaslim Saladin (2007:95), ia menyatakan bahwa definisi harga ialah
sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa.
Sedangkan
menurut Fajar Laksana (2008:105), pengertian harga merupakan jumlah uang yang
diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa.
Penentuan
harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga
menentukan pendapat dari suatu bisnis. Keputusan penentuan harga juga sangat
signifikan di dalam penentuan nilai ataupun manfaat yang dapat diberikan kepada
pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa. Strategi
penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat menggunakan penentuan tarif premium
pada saat permintaan tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan menurun.
Keputusan
penentuan tarif dari sebuah produk jasa baru harus memperhatikan beberapa hal.
Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai
dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di
berbagai pasar juga harus dipertimbangkan. Lebih jauh lagi, tarif spesifik yang
akan ditetapkan akan bergantung pada tipe pelanggan yang menjadi tujuan pasar
jasa tersebut. Nilai jasa ditentukan oleh manfaat dari jasa tersebut.
Prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithalm dan Bitner yang dikutif oleh Ratna
Hurriyati (2010:52) ialah sebagai berikut :
a.
Perusahaan harus memepertimbangkan sejumlah
faktor dalam menetapkan harga, mencakup : pemilihan tujuan penetapan harga,
menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang
ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga
serta menentukan harga akhir
b.
Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari
profit maksimum melalui penetapan harga maksimum, tetapi dapat pula dicapai
dengan cara memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan penguasaan pasar
atau kemungkinan lainnya
c.
Para pemasar hendaknya memahami seberapa
responsif permintaan terhadap perubahan harga untuk mengevaluasi sensitifitas
harga, para pemasar dapat menghitung elastisitas permintaan
d.
Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam
menetapkan harga, termasuk didalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung,
biaya tetap dan biaya variable serta biaya lain-lainnya
e.
Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi
tingkat permintaan jasa yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut
dipertimbangkan dalam proses penetapan harga
f.
Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang
ada mencakup markup, sasaran
perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga lainnya
g.
Setelah penetapan struktur harga, perusahaan
menyesuaikan harganya dengan menggunakan harga psikologis, diskon harga, harga
promosi serta harga bauran produk.
Menurut
Zeithhalm dan Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:54), menyatakan
bahwa ada tiga dasar untuk menetapkan harga yang biasa digunakan dalam
menentukan harga, yaitu :
a.
Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing)
b.
Penetapan harga berdasarkan persaingan (competition-based princing)
c.
Penetapan harga berdasarkan permintaan (demand-based)
2.4.3 Tempat
/ Lokasi Pelayanan (Place/Service)
Menurut
Fajar Laksana (2008:123), definisi saluran pemasaran ialah serangkaian
perusahaan yang terkait dengan semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan
produk dan jasa dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen.
Sedang
menurut Djaslim Saladin (2007:107), bahwa definisi saluran pemasaran ialah
terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang
digunakan untuk menyalurkan produk dan jasa dan status pemiliknya dari produsen
ke konsumen.
Untuk
produk industri manufaktur place
diartikan sebagai saluran distribusi. Sedangkan untuk produk industi jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan
jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada
pelanggannya yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi
pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa
kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai
lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai
dan manfaat dari jasa.
Keanekaragaman
jasa membuat penyeragaman strategi tempat menjadi sulit. Masalah ini melibatkan
pertimbangan bagaimana interaksi antara organisasi penyedia jasa dan pelanggan
serta keputusan tentang apakah organisasai tersebut memerlukan satu lokasi
ataupun beberapa lokasi. Seseorang pemasar produk jasa seharusnya mencari cara
untuk membangun pendekatan penyerahan jasa yang tepat serta menghasilkan
keuntungan untuk perusahaannya.
Lokasi
berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai dimana
operasi dan stafnya akan di tempatkan. Yang paling penting dari lokasi adalah
tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Terdapat tiga macam tipe interaksi
antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi,
yaitu sebagai berikut :
a.
Pelanggan mendatangi penyedia jasa
b.
Penyedia jasa mendatangi pelanggan
c.
Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi
melalui perantara
Untuk
tipe interaksi dimana pelanggan mendatangi penyedia jasa, letak lokasi menjadi
sangat penting. Didalam interaksi itu penyedia jasa yang menginginkan
pertumbuhan dapat mempertimbangkan menawarkan jasa mereka di beberapa lokasi.
Jika penyedia jasa mendatangi pelanggan, maka letak lokasi menjadi tidak begitu penting meskipun perlu dipertimbangkan
pula kedekatan terhadap pelanggan untuk menjaga kualitas jasa yang akan
diterima. Sementara itu, dalam kasus penyedia jasa dan pelanggan menggunakan
media perantara dalam berinteraksi, maka letak lokasi dapat diabaikan meskipun
beberapa media perantara memerlukan interaksi fisik antara mereka dengan
pelanggan. (Ratih Hurriyati, 2010:55-56)
2.4.4 Promosi (Promotion)
Definisi
promosi menurut Fajar Laksana (2008:133) ialah suatu bentuk komunikasi dari
penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk
merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi
mengenal, sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk dan jasa
tersebut.
Sedangkan
menurut Djaslim Saladin (2007:123) promosi ialah suatu komunikasi informasi
penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli
atau pelanggan yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi
pembeli dan tetap mengingat produk dan jasa tersebut.
Promosi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Betapapun berkualitasnya suatu produk bila konsumen belum pernah mendengarnya
dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka
tidak akan pernah membelinya.
Tujuan
utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta
mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.
Menginformasikan (informing), dapat berupa menginformasikan pasar mengenai keberadaan
suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk,
menyampaikan perubahan harga kepada pasar, menjelaskan cara kerja suatu produk,
menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan
yang keliru, mengurangi ketakutan dan kehawatiran pembeli dan membangun citra
perusahaan
b.
Membujuk pelanggan sasaran (persuading), untuk membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan ke
merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong
pembeli untuk belanja saat itu juga dan mendorong pembeli untuk menerima
kunjungan wiraniaga (salesmen)
c.
Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas mengingatkan pembeli bahwa produk
yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli akan
tempat-tempat yang menjual produk perusahaan, membuat pembeli tetap ingat
walaupun tidak ada kampanye iklan dan menjaga agar ingatan pertama pembeli
jatuh pada produk perusahaan.
Meskipun
secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk
tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas
khusus itu sering disebut bauran promosi (promotion
mix), diantaranya ialah ;
a.
Personal
selling ialah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon
pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan
membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan
mencoba dan membelinya
b.
Mass
selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Ada dua bentuk
utama mass selling, yaitu periklanan
dan publisitas. Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Iklan ialah bentuk
komunikasi tidak langsung yang didasarkan kepada informasi tentang keunggulan
atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan
rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian
c.
Promosi penjualan (sales promotion) adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan
segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Tujuan dari
promosi penjualan sangat beraneka ragam. Melalui promosi penjualan perusahaan
dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk
pesaing, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi
pesaing, meningkatkan impulse buying
(pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerjasama yang lebih
erat dengan pengecer
d.
Hubungan masyarakat (public relations) merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai
kelompok terhadap perusahaan tersebut.
e.
Direct
marketing ialah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan
satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau
transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct
marketing, komunikasi promosi ditunjukan langsung kepada konsumen
individual dan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang
bersangkutan
f.
Word of
Mouth pentingnya penyerahan dan komunikasi dari mulut ke mulut merupakan
salah satu ciri khusus dari promosi dalam bisnis saja. Pelanggan seringkali
memperhatikan dengan teliti penyerahan jasa dan kemudian menceritakan
pengalamannya pada pelanggan potensial lainnya. Mereka yang senang dapat
memberikan masukan pada penyedia jasa dan pada kenyataannya beberapa bisnis
khususnya didirikan untuk menawarkan jasa seperti itu. Penelitian atas
rekomendasi perseorangan melalui word of
mouth menjadi salah satu sumber yang penting dimana orang yang menyampaikan
rekomendasi secara perseorangan sering kali lebih disukai sebagai sumber
informasi.
Pelanggan
memiliki harapan yang nyata. Pertama mereka memutuskan untuk membeli, pelanggan
memulai interaksi dengan penyedia jasa dan menemukan kualitas teknik dan
fungsional dari jasa yang ditawarkan. Sebagai hasil dari pengalaman dan
interaksi dan menilai kualitas jasa tadi, pelanggan dapat menjadi tertarik atau
dapat pula tidak kembali lagi. Positif atau negatifnya komunikasi word of mouth akan berpengaruh pada
luasnya pengguna lain jasa. (Ratih Hurriyati, 2010:57-62)
2.4.5 Orang (People)
Menurut
Ratih Hurriyati (2010:62), bahwa definisi orang (people) dalam bauran pemasaran jasa ialah semua pelaku yang
memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembeli. Elemen-elemen dari “people”
adalah pegawai perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.
Semua sikap dan tindakan karyawan bahkan cara berpakaian karyawan dan
penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau
keberhasilan penyampaian jasa (service
encounter).
Semua
karyawan yang berhubungan dengan konsumen dapat disebut sebagai tenaga penjual.
Pemasaran merupakan pekerjaan semua personel organisasi jasa. Oleh karena itu,
sangat penting semua prilaku karyawan jasa harus diorientasikan kepada
konsumen. Itu berarti organisasi jasa harus merekrut dan mempertahankan
karyawan yang mempunyai skill, sikap, komitmen dan kemampuan dalam membina
hubungan baik dengan konsumen. People
dalam jasa ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan
aktivitas perusahaan dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi
semua organisasi. Oleh perusahaan jasa unsur people ini bukan hanya memegang peranan penting dalam bidang
produksi atau operasional saja, tetapi dalam melakukan hubungan kontak langsung
dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting
dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan yang bersangkutan. Elemen-elemen people ini memiliki aspek, yaitu :
a.
Service People
Untuk organisasi
jasa, service people biasanya
memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut.
Melalui pelayanan yang baik, cepat ramah, teliti dan akurat dapat menciptakan
kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan
meningkatkan nama baik perusahaan
b.
Costumer
Faktor lain yang
mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan. Pelanggan dapat
memberikan persepsi kepada pelanggan lain tentang kualitas jasa yang pernah
didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat
dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen dari sumber daya manusia.
Pentingnya
sumber daya manusia dalam pemasaran jasa telah mengarah perhatian yang besar
pada pemasaran internal. Pemasaran internal semakin diakui perusahaan jasa
dalam menentukan suksesnya pemasaran ke pelanggan eksternal.
2.4.6 Sarana Fisik ( Physical Evidence)
Menurut
Zeithalm dan Bitner yang dikutif
oleh Ratih Hurriyati (2010:63) menyatakan bahwa sarana fisik
merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang
termasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini
bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya
yang disatukan dengan service yang
diberikan seperti tiket, sampul, label dan lain sebagainya.
Menurut
Lovelock yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:63) menyatakan bahwa
perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola
bukti fisik yang strategi, yaitu sebagai berikut :
a.
An
attention-creating medium, perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan
pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan
dari target pasarnya
b.
As an message-creating medium, menggunakan
simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens
mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa
c.
An
effect-creating medium, baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan
desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.
2.4.7 Proses (Process)
Menurut Zeithalm dan Bitner yang dikutif
oleh Ratih Hurriyati (2010:64) menyatakan bahwa proses ialah semua prosedur
aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.
Dalam bahasa Inggrisnya ialah “ The actual procedures, mechanism and flow of
activities by wich the service is delivered the service delivery and operating
system”.
Elemen proses ini mempunyai arti suatu
upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk perusahaan jasa, kerja sama antara
pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama
dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika dilihat dari sudut
pandang konsumen, maka kualitas jasa diantaranya dilihat dari bagaimana jasa
menghasilkan fungsinya.
Proses dalam jasa merupakan faktor utama
dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering memasarkan
sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu,
keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat penting untuk suksesnya
pemasaran jasa.
Seluruh aktifitas kerja adalah proses,
proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal,
mekanisme-mekanisme, aktivitas-aktivitas dan rutinitas-rutinitas dengan produk jasa di salurkan pada pelanggan.
Identifikasi manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi
perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam bisnis jasa
disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.